Yang mendorong saya, sebagai insan individu pribadi yang telah diperlengkapi Tuhan dengan
pengetahuan yang cukup dengan kesadaran akan arti hidup ini, disertai tugas dan tanggung jawab sebagai warga bangsa, saya terpanggil memberi diri melakukan sesuatu atau terlibat langsung
dalam pembangunan bangsa ini untuk memberi
kontribusi konkret dalam
pemikiran, pengetahuan dan dalam pandangan-pandangan,
strategi-stategi menuju Indonesia bersinar.
Apa yang menjadi Visi Misi dalam bursa pencalonan anggota DPD 2014 ?
Visi Misi
saya berhubungan keterpanggilan saya, untuk
terlibat dan pembangunan bangsa dan Negara Indonesia. Visinya Panca Asa Mulia, 5 (lima) harapan mulia
yang Tuhan berikan. Pertama Indonesia bermoral, kedua Indonesia berkualitas, ketiga
Indonesia bersinar, yang keempat
Indonesia damai, dan kelima, Indonesia sejahtera. Saya
boleh jabarkan Indonesia bermoral ada 5 (lima)
aspek, di dalam aspek hidup
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara dalam kebenaran, keadilan, perikemanusiaan, kejujuran dan Indonesia
berkualitas. Indonesia berkualitas ini berhubungan dengan Indonesia bermoral, ketika Indonesia bermoral maka dia
pasti berkualitas. Adapun, kualitas ini
dibagi atas sikap dan perilaku
positif, ini sangat penting dan
menentukan keberhasilan-kerhasilan lainnya. Sikap
dan perilaku ini adalah dasar keberhasilan dan kesuksesan yang diraih setiap
individu, kelompok, organisasi bahkan keluarga. Dan seluruh warga masyarakat
yang mau berhasil dalam hidupnya sebagai manusia mahkluk individu, mahkluk sosial, mahkluk
yang berKetuhanan Maha Esa, maka dia harus memiliki kualitas seperti ini. Yang pertama, sikap dan perilaku positif, yang kedua, dia harus cukup ilmu pengetahuan, yang
ketiga, dia juga harus memiliki ketrampilan yaitu mengembangkan talenta-talentanya.
Dan yang keempat, dia harus punya pengalaman yang cukup
melaksanakan impian-impain dan harapan-harapannya mengisi pembangunan
bangsa. Indonesia bersinar, ada kaitan juga ketika
Indonesia bermoral akan berkualitas, dan kalau
Indonesia berkualitas dia pasti menuju pada Indonesia bersinar, Indonesia
bersinar itu singkatan dari bersih dan benar. Dan
dia bisa bersinar, jika memiliki beberapa aspek, diantaranya, ketekunan, kerajinan, keteladanan,
kesetiaan. Jika dia
memiliki aspek itu, kita akan menuju Indonesia
bersinar, dimana Indonesia akan damai, Indonesia damai itu saling menghormati dalam kehidupan yang berbeda latar belakang suku, ras dan
golongan agama, dimana semua warga bangsa
terlibat langsung dalam kesadaran menciptakan suasana aman, tentram
dan damai dalam rangka memperkokoh pertahanan dan
keamanaan nasional.
Maka, Sulut pun akan Damai,
dan ketika Sulut damai, saling mendukung, saling menopang satu dengan yang lain dalam perbedaan, tidak ada diskiriminasi dalam
hal kehidupan berbagsa dan bernegara, tetap meningkatkan
semangat toleransi diantara sesama seperti yang terkandung pada Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu. Jika Indonesia damai maka Indonesia sejahtera,
sejahtera berarti tidak kekurangan sandang pangan, papan, dan akal, serta sehat jasmani
Memilih maju sebagai Anggota DPD melalui
pemilihan Provinsi Sulawesi Utara, Apa
yang dilihat
dari perkembangan Sulut sebagai Provinsi
?
Khusus untuk
Propinsi Sulut, kita kenal sebagai wilayah yang relatif aman di bangsa kita Indonesia, dan
juga kehidupan antar umat beragama terkenal
rukun dan damai kehidupan masyarakatnya
di dalam mengamalkan
agamanya masing-masing. Tentunya sebelum kita
melihat kekurangan kita melihat dulu kelebihannya, kelebihannya itu Sulawesi
utara sangat kaya, sumber daya alam, sebenarnya sumber daya manusianya itu
adalah orang-orang yang pandai, orang-orang yang pintar. Di
Indonesia ini, kalau boleh dikatakan orang-orang pintar itu banyak
sekali dari Sulawesi Utara, dan sangat kaya
keindahan sumber daya alamnya.
Ada pun yang menjadi kekurangan
terjadi sangat drastis ke merosotan
moral, masyarakat Sulut sudah lahir dengan
menjadi agama Kristen hanya branded kebanyakan. Saya
tidak mengatakan semuanya, tetapi banyak
yang beragama Kristiani, tidak melaksanakan ajaran Kristus, tidak menjadi pelaku-pelaku firman yang benar, sehingga
dia hanya puas dengan merek agama. Padahal, agama itu sebagai suatu wadah yang membawa kita mengenal siapa Tuhan
dan penunjuk jalan. Jalan itu, yaitu Tuhan sendiri, hidup Tuhan itu Maha Kudus, Maha Benar, Maha Suci
dan Maha Mulia. Jadi seluruh yang mengaku pengikut Kristus harus hidup seperti Kristus hidup,
tidak ada pilihan lain. Tidak ada berdiri di dua kaki dunia. Kalau mau masuk surga hanya ada satu
jalan, hidup
dalam kebenaran, kekudusan, baru berkat itu datang di menyempurnakan kehidupan
manusia. Dan kemerosotan moral ini mengakibatkan
banyak perceraian di Sulut, banyak
perselingkuhan karena tidak setia, itu tadi tidak bersinar. Tidak bisa bersinar
kalau hidupnya redup-redup, banyak melakukan
sesuatu yang tidak terang. Dan tidak ada keterbukaan dalam keluarga, keteladanan itu harus didasari oleh kejujuran. Tidak mungkin ada suatu kebahagiaan
yang didasari dengan ketidak jujuran atau kebohongan. Ini yang menjadi inti kemerosotan moral, dan saya melihat
banyak sekali hubungan gelap, korban narkoba, minum-minuman keras, dan juga
banyak kejahatan-kejahatan lain seperti pembunuhan. Ini semua diakibatkan lemahnya atau tidak kokohnya dasar ke imanan. Dan juga yang saya tekankan
di situ adalah keteladanan kepemimpinan sangat rapuh, karena
banyak pemimpin-pemimpin tidak tahu apa sebenarnya tugas seorang pemimpin.
Seorang pemimpin adalah wakil Tuhan di muka bumi
ini, Tuhan itu Maha Kuasa, Maha Kudus,
dan Maha Mulia. Jadi hidup para pemimpin pun mesti kudus dan mulia, mereka seharusnya hidup
dan dapat diteladani. Dituntut banyak pengendalian
diri, penguasan diri. Dan memang saat ini
bangsa kita Indonesia sangat membutuhkan pemimpin yang arif dan bijaksana menjadi teladan bagi rakyatnya, krisis
keteladanan, krisis moral, krisis indentitas diri.
Apa keinginan menjadi anggota
DPD 2014 merupakan manifestasi cita-cita sejak dulu atau muncul karena kegalauan
melihat kondisi bangsa dan negara akhir-akhir ini?
Saya ini
memang dari dulu punya cita-cita ingin menjadi orang yang berarti bagi nusa dan
bangsa, kalau saya menulis buku di buku harian itu
cita-cita saya, saya akan tulis ingin menjadi orang yang berarti bagi nusa dan
bangsa, sekalipun saya belum tahu bagaimana caranya. Tetapi seiring waktu berjalan, dan seiring Tuhan menuntun
langkah-langkah hidup saya. Sehingga saya juga mau selalu flashback setiap
tawaran-tawaran dunia ini kepada saya, selalu saya bertanya
apakah saya dengan melakukan ini, berarti bagi nusa dan bangsa, yang kedua menyenangkan hati Tuhan. Jika tidak, maka saya mundur. Saya lebih baik gagal, tidak maju, daripada tidak taat dan setia kepada
Tuhan. Dan ketika berbuat sesuatu, saya lakukan bukan karena reaktif tetapi pro aktif.
Apa yang perlu dibenahi agar
SULUT kedepan bisa kembali pulih?
Sekarang
kan era globalisasi, dan sekarang ini sudah terbuka segalanya. Mengapa Sulut masih
tertinggal dan pulau Jawa lebih maju. Ya,
karena masyarakat
Sulut tidak menjadi pelaku firman, tidak takut dan
tunduk kepada firman, masih banyak yang kurang melakukan itu. Bukan berarti
semuanya, tetapi Tuhan masih merperhitungkan itu. Setiap anak-anak
Tuhan yang tidak taat dan setia kepada firman dan panggilan, tidak mungkin maju. Sehebat-hebatnya manusia, Tuhan bilang hikmat manusia,
kepintaran manusia itu kebodohan di hadapan Tuhan. Bahkan dikatakan dalam firman Tuhan, takut akan Firman Tuhan itu awal segala hikmat dan ilmu pengetahuan, biar orang bodoh ndak pintar, sekolahnya ndak tinggi, kalau takut akan Tuhan jadi pintar, karena takut
akan Tuhan membuat orang pintar dengan cara hadirat Tuhan. Kalau anak-anak Tuhan sebagai umat Kristiani di Sulut, mau
maju bahkan
dia bisa lebih maju, cuma satu, mereka harus hidup seperti Tuhan inginkan.
Bukannya hidup seperti apa yang diinginkan manusia. Karena penilaian Tuhan
tidak sama dengan penilaian manusia. Standar hidup dalam kualitas Allah pasti jelas di atas. Sebaliknya, hidup dengan standar dunia sekalipun hebat
tetap di bawah. (Fajar Gloria
Sinuraya/fer)
Posting Komentar