Maya Rumantir dan suami tercinta Takala Hutasoit |
Terpilihnya Maya Rumantir selaku senator asal Sulawesi
Utara untuk periode 2014-2019 menjadi oasis baru demokrasi dalam sistem yang dikungkungi
pragmatisme dan apatisme rakyat terhadap politik. Apalagi, Maya membuktikan tanpa money politik bisa menang dalam kompetisi kandidat DPD, bahkan legitimasi yang di peroleh begitu
besar, terlihat dari
perolehan suara signifikan jauh melampaui calon lain.
Guna
merayakannya, pekan lalu, Maya Rumantir melakukan
syukuran bersama Anak yatim Piatu dan orang tua jompo di Yayasan Panti
Asuhan dan Jompo Stein di Bintaro 7, Tangerang Selatan. Dihadiri kerabat dan keluarga besarnya, Maya Rumantir larut dalam suasana sukacita penuh keakraban dengan penghuni panti. Selain Maya, hadir sang suami Takala Hutasoit dan putrinya Kiara Hutasoit. Tampak juga ibu tersayang dan saudara-saudari, Irene Rumantir dan Roy Rumantir beserta
keluarga yang khusus datang dari Amerika, disamping puluhan kerabat dari Jakarta dan sekitarnya.
Takala Hutasoit, putri tercinta Kiara (baju putih), dan Maya Rumantir |
Lantunan
lagu Besar
Anugrahmu yang disenandungkan sang Senator dengan suami, membuat seisi ruangan tergerak untuk bernyanyi bersama. Ada
keharuan, kegembiraan, karena besar anugrah Tuhan, Maya pun terpilih menjadi
anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang akan berkantor
di Senayan, kelak.
Sementara itu, dalam khotbahnya pendeta KIM menguraikan firman tentang hidup yang harus berkualitas. Dimana jemaat dituntut mampu menjadi pribadi yang berbeda, dan
Maya telah menjalankan itu lebih dari 25 tahun lalu melayani orang kecil, meski secara keadaan dapat
saja memilih hidup nyaman dan senang. Tapi Maya lebih memilih membantu orang
terpinggirkan dan kecil. “Ini sungguh Hati Tuhan ada bersamanya,” kata pendeta KIM.
Ada pun, Ibu Stein selaku
pengelola panti mengungkapkan,
sangat senang dan bangga dengan terpilihnya Maya Rumantir sebagai anggota DPD. “Bahkan sebelum pemilihan, kami selalu mendoakan siang
malam, seluruh penghuni panti, anak-anak yatim piatu, para orang tua jompo
bertekuk lutut memohon muzijat Tuhan agar Maya
dapat terpilih. Dan harapan kami, moga Maya bisa menjadi penerang dalam politik
kita yang tidak benar,” terangnya.
“Apa yang di buat bu Maya hari ini, bukan yang
pertama kali, karena setiap ada acara peringatan hari ulang tahun, apakah itu Hut Perkawinan,
dan peristiwa
sukacita lainnya selalu di
rayakan bersama kami. Memang hatinya bu Maya
sudah ada bersama kami, semoga ini tidak berubah meski sekarang beliau menjadi
senator,” katanya menggoda yang disambut tawa hadirin.
Dalam
acara itu, Maya pun tampil memberi kesaksian. Menurut dia, pada suatu saat dalam umur 21 tahun, dia menerima panggilan. “Saya
ambil Alkitab dan masuk kamar, saya berdoa, dan
panggilan agar melayani itu makin jelas. Dan sekarang biar
saya terjun dalam politik itu bukan kehendak saya, tetapi Tuhan sudah
mengaturnya, meski itu harus di capai dengan kerja keras,” katanya.
Sekalipun malam semakin
larut, tapi semua yang hadir terlihat bersemangat. Apalagi, ketika dilakukan pemotongan kue Ultah, merayakan HUT 50 Tahun si lesung pipit Maya Rumantir dan 51 tahun usia suami Takala
Hutasoit sekaligus 10 tahun usia perkawinan
mereka.
Salah
satu kerabat keluarga Maya, Roy Rumantir mengaku bangga atas terpilihnya Maya
menjadi anggota DPD. “ Waktu itu saya di Manado,
saya lihat kinerja ibu Maya dengan tim, sungguh-sungguh mengandalkan doa saja,
dan orang-orang bekerja itu volunteer, tidak di bayar se-sen pun. Dan
campur tangan Tuhan luar biasa, sehingga Maya dapat terpilih. Selama di sana, saya
lihat benar-benar demokrasi bersih dilakukan Maya, dan selaku kakak, saya meyaikini
Maya sanggup melaksanakan tugasnya sampai lima tahun ke depan dan memberi pencerahan dalam demokrasi,” imbuhnya.
Sementara itu, alasan mengapa syukuran terpilihnya sebagai anggota DPD
dilakukan di panti jompo dan panti asuhan, Maya mengungkapkan, karena sudah sejak dulu, ketika
diberi keberhasilan dirinya selalu dekat
dengan mereka di
tempat itu. “Mengapa saya lakukan ini, karena saya ingat pesan
Tuhan. Ketika aku telanjang engkau beri aku pakaian,
dan ketika aku lapar engkau beri aku makan. Indahnya berbagi, dan
inilah yang kita lakukan sekarang.”
Dia juga menambahkan, mengemban tugas sebagai Anggota DPD bukanlah dilihat sebagai prestasi dunia yang harus dikejar, tapi harus
menjalankan demi kebaikan dan kesejahterahan masyarakat Sulut dan Indonesia. “Karena nantinya tugas yang saya jalankan harus di pertanggung jawabkan
kepada Tuhan dan kepada rakyat. Sebagai perpanjangan tangan rakyat, saya
ingin tugas yang saya laksanakan berarti bagi masyarakat,” imbuhnya.
Tak
terasa hari beranjak
semakin larut dan acara pun harus segera berakhir
mengingat ada puluhan Oma-oma panti jompo mulai kelelahan. Maya pun mengakhiri
acara dengan membagi beras,
pakaian, perlengkapan mandi, dan kado untuk
seluruh penghuni panti, diiringi senyum sumringah
yang terpancar dari
Oma-omapenghuni panti dan seluruh anak-anak panti asuhan yang meramaikan acara. (Fajar Gloria
Sinuraya/fer)
Posting Komentar