Dari Sulut Untuk Merah Putih

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat kemiskinan Indonesia Pada September 2013, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,55 juta orang. Angka ini bertambah sebanyak 480 ribu orang (11,37 persen) dibandingkan angka pada Maret 2013, yakni 28,07 juta orang. 

Kepala BPS Suryamin mengatakan indeks kedalaman kemiskinan naik dari 1,75% (Maret 2013) menjadi 1,89%. Kemudian indeks keparahan kemiskinan naik dari 0,43% (Maret) menjadi 0,48%).

Sementara itu,  Abraham samad selaku Ketua KPK menyatakan, jumlah penduduk miskin kita sama dengan jumlah penduduk Malaysia sebesar 28 juta jiwa, dan utang negara kita Rp. 2.286 triliun belum di hitung bunganya. Menjadi keprihatinan kita, negara Indonesia yang kaya dengan Sumber Daya Alam, namun kemiskinan dan kesenjangan merajalela.

Di tengah hiruk pikuk reformasi  saat ini, masalah penegakan hukum atau Law Enforcement tidak berjalan baik, kasus korupsi yang besar bahkan menempatkan Indonesia pada peringkat 64 negara terkorup dari 177 negara di dunia pada tahun 2013 menurut survei TI (Transparency International), selain itu budaya kekerasan berkembang di tengah masyarakat.  Sudah tentu fakta itu  bukan merupakan budaya bangsa, karena budaya Indonesia, menjunjung tinggi sikap saling toleransi, gotong royong, saling menghormati, musyawatah mufakat, tolong menolong.

Maya Rumantir Anggota DPD mengaku prihatin melihat keadaan yang terjadi saat ini. “Kita sedih, masyarakat apatis terhadap kebijakan pemimpinnya, bersikap masa bodoh, makanya kita perlu keteladanan pemimpin yang berkarakter, pemimpin bermoral, pemimpin yang merakyat, dan tahu bagaimana membangun negeri ini dengan semangat keadilan bagi semua rakyat.  Kita tidak boleh di kotak-kotakkan, meski dengan alasan apa pun apa itu agama, ras, suku, dan lainnya, karena kita satu bangsa Indonesia.”

Maya juga mengungkapkan, dirinya  sudah lama berkeliling Indonesia, dimana-mana tampak pemandangan negeri ini hampir kehilangan kepercayaan sesama masyarakat maupun dengan jajaran birokrasi, sehingga konflik menjadi jawaban guna menegakkan superioritas satu komunitas pada yang lain. "Ini bahaya, sebab  memecah belah bangsa. Untuk itu kepercayaan yang di berikan masyarakat, akan saya jaga, dan berjuang  demi merah putih, agar dapat tercipta keadilan, kemakmuran, dan kesejahterahan bagi semua masyarakat dari Sabang sampai Merauke, dimulai dari Sulut dengan begitu kita dapat melompat sejajar dengan Negara-negara lain di dunia.” Imbuhnya.(Fajar Gloria Sinuraya/fer)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama