Maya Rumantir Anggota DPD Sulut 2014-2019

Politik Bersinar


Maya Rumantir memang memiliki visi dan misi yang kuat untuk melakukan transformasi di daerah ini. Semangat politik Bersinar, bersih dan benar telah dia terapkan selama mengikuti tahapan pemilihan umum legislatif. Bahkan semangat perubahan ia sudah mulai lakukan sejak 5 tahun lalu saat menghangatnya pencalonan Gubernur Sulut 2010-2015.

Dia merupakan sosok yang menolak politik uang (money politics). Karena baginya membangun daerah itu harus dimulai dari hal yang benar. Bukan melalui pembelian maupun penggalangan kekuasaan.Prinsip ada uang ada suara, dia nilai salah. Tapi yang harus dilihat adalah rekam jejak, kualitas  dan integritas diri. Dan itu yang selalu dia sampaikan ketika tampil sebagai pembicara dalam pertemuan dari kampus ke kampus di seluruh tanah air, bahkan di luar negeri. Juga dalam setiap Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR). Karena memang Maya Rumantir memberi perhatian terhadap dunia pendidikan untuk membangun karakter bangsa yang bermoral. Sejak dahulu kegiatan-kegiatannya selalu difokuskan pada generasi muda kader pemimpin bangsa di masa depan. Seperti di 1995 ketika menerima gelar doktor di bidang manajemen di Amerika Serikat, Maya Rumantir diundang khusus Dubes RI di Washington dan berbicara di hadapan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di AS yang mengambil topik pentingnya sikap dan perilaku positif generasi muda sebagai kader pemimpin bangsa. Dengan membahas 3 aspek yaitu, moralitas, toleransi dan kebangsaan. Sekalipun awalnya banyak yang tidak mengerti dengan gerakan perubahan yang dirintisnya dengan tidak kenal menyerah akhirnya terbukti pada pemilihan calon anggota DPD RI Sulut 2014 ini, masyarakat memilih Maya Rumantir.


Maya Rumantir mampu mendulang suara signifikan. Dan itu ditanggapinya dengan berlutut di hadapan Tuhan."Saya optimistis, banyak masyarakat Sulut memilih tanpa imbalan uang. Ini menjadi modal kuat bagi daerah ini untuk makin maju. Masyarakat membutuhkan pemimpin, para pengemban amanat  membutuhkan masyarakat," katanya. Lalu apa kriteria seorang pemimpin yang dikehendaki Tuhan? Menurutnya, Tuhan menghendaki pemimpin  yang mempunyai sikap hati serta motivasi yang benar dan positif dalam melaksanakan tugas dan panggilanNya. "Artinya mereka yang mengemban amanat harus terus menjaga langkah-langkah hidupnya dengan arif dan bijaksana selaras nilai-nilai kejujuran, kebenaran, keadilan, saling menghormati dalam perbedaan dan mendukung dalam kebersamaan dengan satu tujuan mensejahterakan rakyat demi terciptanya suasana aman, tenteram dan damai dalam kehidupan masyarakat yang majemuk ini," terangnya. Marilah, kita menjunjung tinggi nilai luhur Pancasila dan hak azasi manusia yang dilindungi undang-undang yang memiliki hak yang sama membangun bangsa ini dengan penuh rasa cinta dan kasih akan sesama tanpa membeda-bedakannya. "Marilah wujudkan Indonesia Bersinar dan selamatkan generasi masa depan."      






Panca Asa Mulia dari Sulut

Maya Rumantir mengakui politik Bersinar (bersih dan benar) sangat dibutuhkan masyarakat untuk membangun Sulut dan Indonesia. Karena ada 5 langkah yang harus dilakukan. Maya Rumantir mewujudkannya melalui Panca Asa Mulia, yakni:

  1. Sulut Bermoral: Sikap moral yang baik akan menjadi dasar dari keberhasilan dalam melakukan sesuatu.
  2. Sulut Berkualitas: Manusia berkualitas adalah manusia yang bisa membangun dirinya dan orang lain. Kualitas seseorang terpancar dari sikap dan perilaku positif yang keluar dari dirinya. 
  3. Sulut Bersinar: Satu hal yang harus disadari adalah setiap hasil yang dicapai berangkat dari sikap kerja keras. Jika seseorang rajin, tekun, memiliki keteladanan dan kesetiaan, dia akan menjadi insan yang berhasil. Hanya orang yang setia berhak keluar sebagai pemenang.
  4. Sulut Damai: Siapa diantara kita yang bisa nyaman di dalam ketidak nyamanan? Karena itu suasana damai harus tercipta terlebih dahulu agar setiap orang bebas, nyaman dalam bekerja dan berusaha.
  5. Sulut Sejahtera: Alam bumi Nyiur Melambai belum bisa membuat orang Sulut hidup sejahtera, masih saja dibelenggu berbagai persoalan. Masyarakat masih terlilit oleh kekurangan sandang, pangan dan papan. Di sana-sini kita lihat betapa sulitnya rakyat mendapatkan kesehatan yang baik dan pendidikan yang memadai. 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama