Enam belas tahun reformasi, nyata Demokrasi
Indonesia telah berjalan baik, hal ini
dengan dilaksanakan nya Pilpres 9 Juli 2014 Rabu kemarin, rakyat dari Sabang
sampai Merauke apa itu yang ada di kota, desa, bahkan orang Indonesia yang di
Luar Negeri pun antusias sekali menyambut pesta demokrasi ini. Mereka berbondong-bondong ke TPS. Sebab 2 calon presiden, yang selama ini memiliki
pendukung setia. Pemilu telah
berlangsung tertib dan aman. Menandakan masyarakat telah bertambah dewasa dalam
berpolitik. Meski prefensi pemilih berbeda, namun tidak terjadi ekses atau gesekan.
Ketua Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik mengatakan, tingkat partisipasi
masyarakat dalam Pemilu 2014 ini terbilang tinggi, sebesar 75,11 persen. Angka
ini menunjukkan target yang dipatok KPU sebelumnya telah tercapai. Sedangkan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulut
Yessy Momongan, S.Th, M.Si mengakui partisipasi masyarakat terhadap pemilihan
presiden (pilpres) di Sulut meningkat meski piala dunia di Brazil sempat
mempengaruhi tingkat partisipasi. “Partisipasi
masyarakat meningkat walaupun ada beberapa data yang memang mempengaruhi
pemilih seperti ada yang nonton bola (piala dunia) sehingga sampai pukul 10.00
Wita itu pemilih masih sedikit yang hadir di TPS-TPS,” katanya.
Sementara itu, Anggota DPD Sulut Maya Rumantir menilai, masyarakat sudah
sampai tahapan demokrasi yang matang. “Bagaimana tingginya animo masyarakat ini membuktikan,
rakyat telah menanti-nantikan siapakah yang menjadi pemimpin mereka periode lima tahun kedepan. Rakyat kita menginginkan perubahan, tapi itu semua harus didasari rasa cinta damai, cinta persatuan,
dan cinta Indonesia,”
katanya.
Dia
juga mengingatkan, agar Pilpres yang sudah berlangsung sukses tanpa kekerasan
ini, menjadi budaya politik baru, dimana masyarakat melaksanakan dengan gembira
dan bisa menggapai harapan-harapannya. “Kita sudah melalui dengan baik dan
semoga bukan saja kita memetika pembelajaran, tapi menjadi suatu budaya baru
dan membangkitkan harapan agar yang
susah bisa makan, yang tidak bekerja bisa bekerja, yang putus sekolah bisa
sekolah. Semoga pemimpin yang lahir dari Pilpres 9 juli
kemarin, yang akan di umumkan KPU pada tanggal 22 Juli ini, mampu menjadi
pemimpin seluruh rakyat Indonesia, bukan
golongan atau
kelompok, tapi pemimpin yang membawa
kesejahterahan bagi seluruh rakyat,” pungkasnya.
(Fajar Gloria Sinuraya/fer)
Posting Komentar