Ada nuansa berbeda
terjadi dalam ruangan Singosari Hotel Borobudur Jakarta, Minggu, pekan silam.
Ketika suhu persaingan menjelang pemilihan pimpinan Dewan Perwakilan Daerah
(DPD) kian meninggi, acara “Malam
Perdamaian dan Persahabatan Dunia” yang digagas senator Sulawesi Utara, Maya
Rumantir, mampu meredam ketegangan yang terjadi.
Tak kurang dari 90
Anggota DPD-RI atau senator dari berbagai daerah hadir, merekapun bercengkarama satu sama lain, tidak terlihat
sekat-sekat diantara mereka. Di meja
depan, tampak wajah-wajah familiar seperti Irman Gusman, GKR Hemas, Oesman
Sapta, M.Farouk dan Nono Sampono, termasuk
Anggota DPR-RI Ruhut Sitompul. Meski di tengah jadwal yang padat orientasi menjelang pelantikan pada 1 Oktober
2014, tidak menyurutkan antusias para senator
untuk hadir.
Acaranya dikemas
apik dengan dibuka melalui persembahan puisi yang dibawakan Kiara Hutasoit yang
juga putri semata wayang pasangan Takala
Hutasoit dan Maya Rumantir. Seluruh
kegiatan bertopik mendorong situasi Indonesia yang damai. Disitu hadirin pun kembali diingatkan,
ketika 25 tahun lalu, Maya memulai usaha
membangkitkan enerji yang memberikan arti bagi nilai keharmonisan di tengah
masyarakat indonesia yang plural. Turun ke pelosok-pelosok, berkeliling dari
Sabang sampai Merauke. Maya memang tak berteori, tapi hadir di tengah-tengah
daerah konflik, menebar nilai cinta kasih diantara sesama warga bangsa, semua
demi lestarinya sikap hidup persatuan, di tengah kondisi masyarakat majemuk.
Senator Irman Gusman mengatakan, “ DPD sangat memerlukan
orang seperti Bu Maya, energinya yang positif dapat membawa perubahan bagi DPD lebih
baik kedepan, sehingga wajah lembaga tinggi negara ini lebih dekat dan dikenal
masyarakat secara luas. Saya sangat senang dan bangga dengan perjuangan Ibu Maya. Ini menjadi inspirasi bagi kita semua, untuk
terus memberikan sumbangan bagi terciptanya kebersamaan dan kerukunan diantara
kita, tidak perlulah kita memikirkan perbedaan, karena persatuan itu sangat penting guna
membangun bangsa,” paparnya.
Sementara itu, Oesman Sapta menuturkan, “ Apa yang saya lihat
malam ini, sungguh luar biasa, apa yang
dilakukan adik saya Maya ini benar-benar panggilan hati. Maka sangat tepatlah
dia ada di DPD, sebab Maya, dapat memberi warna baru bagi lembaga ini,”
katanya.
Pemutaran film dokumenter bertopik Perjalanan Mengabdi
Negeri yang menceritakan upaya Maya Rumantir merajut kebersamaan di
daerah-daerah konflik memang penuh dengan keharuan. Apalagi, Maya mesti
melakukan usahanya itu sendirian dengan menggalang dana-dana dari donatur dan
swasta. Kini, Maya pun telah masuk dalam sistem, duduk sebagai senator mewakili
daerah Sulawesi Utara. Tentu saja,
kiprahnya bukan hanya dirasakan oleh masyarakat bumi nyiur melambai, tapi
secara nasional. Menanggapi ini, Maya
pun menyatakan, akan terus berkarya menjaga kebhinekaan masyarakat.
“Malam ini, saya hanya ingin mengenalkan diri saya pada para senator.
Kita ada tugas untuk bekerja...dan bekerja...untuk
rakyat, untuk menjaga agar kebhinekaan itu terus dapat hidup dalam benak masyarakat kita,
sehingga sikap hidup yang timbul adalah sikap hidup yang positif, damai, dengan
nilai-nilai moral dan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari. Bertoleransi dan
berjuang demi kesejahterahan masyarakat baik di daerah maupun nasional.
Demikian makanya, sangat penting agar
DPD bersinar, menjadi harapan seluruh rakyat agar aspirasi mereka dapat
didengar dan diperjuangkan. Dan malam
ini pula, saya ingin mengajak
teman-teman senator, kita memiliki waktu 5 tahun di lembaga ini guna mengabdi
rakyat, sehingga kebersamaan diantara kita wajib kita pelihara dan jaga.
Sehingga tidak perlulah kita memunculkan permusuhan atau pertikaian. Apabila
ada masalah, mari kita cari jalan keluar yang baik buat kita semua,” ajaknya.
Tak terasa, malam semakin larut. Dan pesan lagu kemesraan
yang di nyanyikan semua senator dengan bergandengan tangan menjadi saksi
bagaimana kerja mereka kedepan. Apakah lembaga tinggi negara DPD tahun ini bisa
lebih baik dari tahun sebelumnya. Semoga. (Fajar
Gloria Sinuraya/fer)
Posting Komentar