Malam silam, wajah-wajah serius para wakil
rakyat di parlemen begitu terasa. Pertarungan ketat dalam memperebutkan kursi pimpinan MPR, antara Koalisi
Indonesia Hebat melawan Koalisi Merah putih, berlangsung ketat. Ini dibuktikan dengan banyaknya inteerpsi-interupsi yang dilakukan oleh para anggota MPR.
Saat pembacaan paket oleh para Fraksi-Fraksi.
Fraksi Koalisi Merah Putih diantaranya (Fraksi Demokrat, Fraksi Golkar, Fraksi
Gerindra, Fraksi PAN, Fraksi PKS), yang mengusung Paket Zulkifi Hasan sebagai
Ketua MPR, dengan susunan wakil Ketua MPR terdiri atas Mayudin, Ernest
Magindaan, Hidayat Nur Wahid, dan Oesman Sapta Odang. Sedangkan, Koalisi Indonesia Hebat yang di dukung oleh
Fraksi PDI-P, PKB, Nasdem, Hanura, dan PPP, mengusung paket Oesman Sapta Odang dari kelompok DPD selaku
Ketua MPR periode 2014-2019, dengan Wakil Ketua Achmad Basarah, Imam Nacrohi,
Patrice Rio Capella, Hasrul Azwar.
Kelompok DPD, melalui Bambang
Sadono, menyatakan mendukung Paket A, yang mengusung Oesman Sapta Odang sebagai
ketua. Tak pelak beberapa Anggota DPD
seperti dari Gorontolo melakukan protes yang menyatakan DPD tak pernah
mengusung paket, dan hanya menyerahkan sebuah nama, yang memberikan kebebasan
bagi setiap anggota memilih sesuai hatinya.
Ketidaksolitan dukungan oleh sebagian anggota
DPD, dan PPP. Membuktikan ketika pemungutan suara dan perhitungan suara
dilaksanakan, maka Koalisi Merah Putih yang mendukung Paket B mampu
mengungguli dengan suara 347 melawan 340
suara yang dimiliki Koalisi Indonesia Hebat.
Senator Maya Rumantir, mengungkapkan, suka tidak suka, keputusan politik yang sudah disepakati mestilah dihormati. “Inilah demokrasi, siapa pun dapat menang, meskipun diatas kertas seharusnya Koalisi Indonesia Hebat yang menang, tapi jalan ceritanya menjadi beda pagi ini. Dan bukan semata-mata karena pecahnya suara DPD, tetapi justru harus dipahami bahwa DPD berbeda dengan DPR, disini tidak ada fraksi-fraksi. Jadi setiap anggota DPD mewakili dirinya sendiri. Jadi pilihan nya tergantung kepada hatinya, sehingga tidak dapat diatur,” katanya.
Senator Maya Rumantir, mengungkapkan, suka tidak suka, keputusan politik yang sudah disepakati mestilah dihormati. “Inilah demokrasi, siapa pun dapat menang, meskipun diatas kertas seharusnya Koalisi Indonesia Hebat yang menang, tapi jalan ceritanya menjadi beda pagi ini. Dan bukan semata-mata karena pecahnya suara DPD, tetapi justru harus dipahami bahwa DPD berbeda dengan DPR, disini tidak ada fraksi-fraksi. Jadi setiap anggota DPD mewakili dirinya sendiri. Jadi pilihan nya tergantung kepada hatinya, sehingga tidak dapat diatur,” katanya.
Sekalipun begitu, Maya
menambahkan, yang terpenting adalah para pimpinan MPR dapat menjadi pengawal
ideologi negara dan perekat dari sabang sampai Merauke.
“Siapa pun yang menang, tidak menjadi masalah,
asal dia harus mampu menjadi penjaga konstitusi, mengawal pluralisme dan
persatuan di tengah kebhinekaan kita. Dan
harus mampu menjadi teladan dan dan negarawan bagi kita semua,”
terangnya.
Sementara itu Wakil Ketua MPR terpilih, Oesman Sapta Odang,
seusai dilantik menyatakan, sebenarnya, dirinya yang berasal dari unsur DPD berharap
bisa terpilih menjadi ketua MPR, agar penguataan terhadap lembaga
DPD dapat dilakukan dan DPD bisa menjadi perakat bagi DPR. Tapi itu tidak masalah, menjadi wakil pun, dapat
berbuat, demi kebaikan masyarakat dan bangsa. “Yang terpenting kebuntuan politik selama ini
dapat diselesaikan. Dan kedepan kita harus maju selangkah membangun demi
kesejahterahan rakyat. Begitu juga soal pelantikan Presiden Jokowi
pada 20 Oktober 2014, tidak ada masalah, harus
dilanjutkan dan tidak boleh di tunda, karena itu telah menjadi agenda
ketatanegaraan kita,” katanya. (Fajar Gloria
Sinuraya/fer)
Posting Komentar