Dikunjungi Rombongan Anggota DPD, Kepala Sekolah Malah Bersembunyi

Anggota DPD RI Komite III Bidang Pendidikan, Maya Rumantir dan Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait yang datang bersama rombongan ke Sekolah Dian Harapan dibuat berang oleh tingkah laku  Kepala Sekolah Dian Harapan tersebut.
Rombongan yang datang untuk meminta penjelasan terkait dugaan pencabulan yang dilakukan salah seorang oknum guru terhadap dua orang siswa Playgroup sebut saja Mawar (4) dan Melati (3) yang terungkap pada 31 Januari 2015 silam dibuat seperti bola ping pong oleh oknum Kepsek di sekolah. Bahkan rombongan pun terpaksa mengitari seluruh bangunan Sekolah hanya untuk bertemu Kepsek yang lari bersembunyi dari satu ruangan ke ruangan yang lain menghindari  bertemu rombongan. (sumber : TopikSulut.com).
Maya Rumantir dan Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait

Maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi membuat miris masyarakat, bagaimana tidak? sekolah pun menjadi tempat yang tidak lagi aman bagi anak. Belum hilang dalam ingatan kasus yang menimpa Jis (Jakarta International School) beberapa bulan silam yang melibatkan oknum guru/pengajar. Pihak kepolisian sendiri mencatat terjadi 697 kasus kekerasan seksual anak sepanjang tahun 2014. Jumlah ini berasal dari seluruh wilayah Polda di Indonesia.  Adapun Sulut menduduki peringkat ke 11 dari 34 provinsi indonesia sebagai daerah darurat kekerasan seksual anak.
Pengamat anak, Yulina Eva Riany yang juga  peneliti dan kandidat Doktor bidang Ilmu Perkembangan Manusia dan Ilmu Rehabilitasi Kesehatan The University of Queensland, Australia, mengutarakan,  setidaknya terdapat dua penyebab utama memicu seseorang melakukan tindak pelecehan seksual pada anak di bawah umur dilihat dari sudut pandang teori perkembangan manusia (human development). Faktor utama sebagai pemicu seseorang berperilaku seks menyimpang dengan melibatkan anak sebagai korbannya adalah faktor trauma berkepanjangan. Pengalaman anak mendapatkan kekerasan seksual di awal usia perkembangannya, memiliki pengaruh signifikan memicu  melakukan hal serupa yang sebelumnya dialaminya ketika beranjak dewasa.  Selain itu, beberapa ahli menyimpulkan individu yang pernah mengalami kekerasan seksual di usia awal pertumbuhannya berkembang menjadi dewasa dengan gangguan paedophilia.
Sedangkan faktor kedua, keluarga adalah faktor kunci lain yang bertanggung jawab lahirnya perilaku kekerasan seksual terhadap anak. Lingkungan keluarga tempat individu bersosialisasi dipercaya memegang peranan  penting bagi individu melakukan tindakan kekerasan seksual terhadap anak.
“Ini perbuatan tidak beradab, saya prihatin dengan apa yang menimpa korban, ini akan berpengaruh pada masa depannya, dia akan mengalami traumatik yang mendalam. Maka sudah sepantasnya oknum guru yang melakukan perbuatan itu,  harus di hukum seberat-beratnya. Karena, dia itu pengajar, malah melakukan perbuatan  sangat tidak bermoral. Kasus ini harus tuntas, proses hukum harus terus berjalan.  Sehingga ini dapat menimbulkan efek jera. Pihak sekolah pun harus terbuka terhadap kasus ini, tidak perlu ditutup-tutupi, masyarakat perlu tahu, sebab ini pembelajaran penting buat sekolah ini, supaya merekrut guru yang benar-benar panggilan jiwanya untuk mengajar dan bukannya yang lain,” kata Maya Rumantir.
Maya menambahkan,  anak yang menjadi korban harus  didampingi psikolog untuk membangkitkan kembali semangatnya. Disamping itu, sudah saatnya situs-situs pornografi di blokir, supaya tidak bisa di akses. Adapun, kepada Untuk orang tua diimbau melakukan pengasuhan yang baik, sehingga  meskipun anak udah berada di tempat aman seperti sekolah, jangan lupa terus mengikuti dan mengetahui situasi anak, siapa temannya bermain dan lingkungan sosialnya.
Sekolah Dian Harapan Manado menjadi pusat perhatian  setelah orangtua murid melaporkan Kasus dugaan pencabulan  menimpa anaknya yang diduga dilakukan oknum guru Play Group Dian Harapan Manado, RYS alias Reonaldo (22). Kasus tersebut sudah ditangani  Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Utara dan sementara dalam proses penyelidikan lebih lanjut. (Fajar Gloria Sinuraya/fer)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama