Maraknya peristiwa kriminalitas di Sulawesi Utara
sebulan terakhir, menjadi kerisauan semua pihak. Apalagi sebagai propinsi yang
dikenal relijius dengan budaya mapalus. Terasa aneh, jika belakangan ini, trend
kejahatan dirasakan meningkat seakan tidak
takut lagi pada aparat dan aturan hukum.
Anggota DPD RI Maya Rumantir mengaku prihatin
atas situasi yang terjadi di sejumlah wilayah di Sulawesi Utara. Dia pun
mendesak aparat keamanan tidak melakukan pembiaran sehingga situasi kondusif
bisa kembali dirasakan masyarakat.
“Daerah
ini sudah tak nyaman dan terus terjadi tindak kriminal, ” keluhnya.
Dia juga menyebut, sejumlah tawuran
antarkampung yang terjadi di daerah Tondano karena rasa solidaritas yang keliru
dan berdampak meresahkan masyarakat. “Situasi seperti ini tidak kondusif,
meresahkan dan membuat masyarakat tidak produktif,” tandasnya.
Karena itu, Wakil Ketua Ikatan Wanita Pengusaha
Indonesia (Iwapi) ini mengingatkan
pemerintah daerah fokus membangun
kesejahterahan di masyarakat, sehingga kejahatan dapat diminimalkan. “Aparat
keamanan pun perlu memberi tindakan tegas bagi pelaku kriminal dengan menegakkan hukum sehingga memberikan efek jera, termasuk
melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar secara swadaya terus menggiatkan
keamanan wilayahnya,” imbuhnya.
Hal lain
yang tak bisa dilupakan, lanjut Maya, perlunya melibatkan para tokoh agama membangun moralitas warga tentang kesadaran takut
melakukan dosa sehingga ketentraman hidup senantiasa dapat terus di pelihara.
“Seluruh masyarakat mesti bahu membahu mengatasi permasalahan bersama ini dan
memberikan dukungan terhadap aparat hukum untuk menindak tegas mereka yang
memang benar-benar berbuat onar dan meresahkan masyarakat,” pungkasnya. (Fajar Gloria Sinuraya/fer)
Posting Komentar