KUMPUL bersama keluarga besar adalah momen istimewa paling
indah. Hal ini pun dirasakan Anggota DPD-RI Maya Rumantir. Seperti saat Maya hadir dalam kumpul keluarga besar
Hutasoit yang berlangsung meriah di Jakarta. Untuk diketahui, semenjak menikah
dengan Takala Hutasoit, Maya pun aktif dalam perkumpulan marga atau keluarga
besar, dimana budaya Batak pun menyatu menjadi bagian kehidupannya ditambah pemberian
boru Marpaung baginya.
Seluruh kerabat Hutasoit tampak hadir, semua
menyatu penuh sukacita dalam perayaan keluarga, yang diawali dengan kebaktian
keluarga berlanjut dengan senda gurau, cerita indah dan tawa masing-masing yang
hadir. Hal itu mengambarkan kasih Tuhan menyatukan semua dalam keadaan sehat
dan bahagia.
Takala
Hutasoit, mengatakan, sebagai orang Batak, acara kumpul keluarga seperti ini
bertujuan untuk memperat tali persaudaran. Karena tidak selalu bertemu,
sehingga ddengan berkumpul bisa membagi cerita dan kerinduan, agar hubungan keakraban
terus berjalan baik. Begitu pula jika ada yang menghadapi masalah, dapat diketahui
dan bersama-sama mengatasi.
Dia juga menambahkan, yang berkumpul adalah
keluarga besar, sekalipun mereka tinggal berjauhan tapi diwajibkan
menyempatkan hadir. “Apalagi keluarga
kami banyak dan tersebar bukan hanya di Jakarta, tapi sampai manca negara. Seperti ada filosofi dalam budaya Batak,
“Dalihan Na Tolu (Somba Marhula-hula, Manat Mardongan Tubu, Elek Marboru),
semuanya pun hadir, sebagai isteri, Maya mampu menyatu dengan adat dan budaya
kami, sebagai orang batak. Tadi khusus juga mendoakan agar ibu Maya, dapat
melangkah dengan sukses menjadi gubernur Sulut, karena beliau ingin membuat perubahan
bagi masyarakat Sulut lebih baik lagi,” paparnya.
Sementara itu, Senator Maya Rumantir,
mengungkapkan dirinya sangat senang mengenal
bahkan terlibat langsung budaya dan adat batak. “Meski berasal dari Minahasa,
saya melihat budaya Batak sangat tinggi nilainya, dan suami saya, bang Takala mengajarkan tentang adat istiadat
Batak. Inilah harmoninya bangsa Indonesia. Perbedaan bahkan menyatukan kita membangun bahtera keluarga, dan perbedaan itu
yang memperkaya kita menghargai budaya dan adat masing-masing. Dan, hari ini
momen kehangatan itu sangat terasa dengan berkumpulnya semua saudara-saudara,
karena yang paling pertama diberkati Tuhan adalah keluarga, untuk itu,
membangun keharmonisan di dalam keluarga harus selalu dilakukan,” pungkasnya. (Fajar Gloria Sinuraya/fer)
Posting Komentar