Suasana berbeda
terlihat di Rutan Kotamobagu pekan silam, dimana para warga binaan tidak
menyangka mereka bakal di kunjungi wakil mereka di parlemen. Di hari itu,
senator berlesung pipit Maya Rumantir, mengadakan acara sosialisasi 4 pilar dan
menyerap aspirasi dari warga binaan, sekalian melakukan doa syukur
perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) dirinya ke
51 bersamaan pula ulang tahun suami tercinta yang jatuh pada tanggal 17 April
dan HUT pernikahan ke 11 tahun. Bersama putri tercinta Kiara Hutasoit, mereka
berbagi kasih dengan seluruh penghuni rutan yang dirundung masalah.
Telah menjadi tradisi senator Maya Rumantir, merayakan hari kelahirannya bersama orang-orang yang membutuhkan, karena baginya itulah energi selalu melayani dan berempati pada sesama. Kali ini bersama Pastor, Pendeta, dan Ketua MUI Kotamobagu dan penghuni rutan, rombongan berdoa untuk keamanan dan kedamaian bangsa sambil masing-masing memegang bendera merah putih. Doa dan harapan agar tercipta kerukunan dan toleransi serta kedamaian akan terpelihara di bumi nyiur melambai ini.
Telah menjadi tradisi senator Maya Rumantir, merayakan hari kelahirannya bersama orang-orang yang membutuhkan, karena baginya itulah energi selalu melayani dan berempati pada sesama. Kali ini bersama Pastor, Pendeta, dan Ketua MUI Kotamobagu dan penghuni rutan, rombongan berdoa untuk keamanan dan kedamaian bangsa sambil masing-masing memegang bendera merah putih. Doa dan harapan agar tercipta kerukunan dan toleransi serta kedamaian akan terpelihara di bumi nyiur melambai ini.
Seorang
penghuni Rutan, Gustav (27 th) mengatakan, sangat senang dengan kehadiran Maya Rumantir
dinilainya seperti oasis yang membawa
kasih kepada semua penghuni lembaga
pemasyarakatan yang telah di cap jelek. “Pesan ibu tadi sangat baik, agar kami
berubah menjadi orang yang lebih baik. Melatih
diri dengan ketrampilan, sehingga setelah keluar dari penjara ini, kami dapat
memberikan potensi dan manfaat bagi masyarakat
dan keluarga,” katanya.
Sementara
itu, Maya Rumantir mengungkapkan, mengapa dirinya melakukan acara syukuran di lembaga
pemasyarakatan, karena yang di kehendaki Tuhan dalam mengucapkan syukur adalah
mengunjungi anak yatim piatu, para janda miskin dan orang tua jompo serta orang dalam tahanan di
penjara.
“Keberadaan mereka hanyalah sementara, dan itu merupakan ujian kehidupan dari
kesalahan yang telah dilakukan, sehingga setelah keluar tidak lagi melakukan
kejahatan, tetapi mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan dimasyarakat.
Untuk itu, masyarakat, tidak boleh menjauhi mereka atau memberikan stigma
negatif, melainkan dapat menerima mereka kembali. Bagaimana pun warga binaan
ini, memiliki tanggung jawab pula untuk
keluarga, karena ada yang sebagai ayah, atau kepala rumah tangga. Makanya,
ketrampilan yang diperoleh harus bisa diaplikasikan di masyarakat dengan
bekerja secara halal dan hadirnya mereka
kembali dapat membawa manfaat,” imbuhnya. (Fajar
Gloria Sinuraya/fer)
Posting Komentar