Indonesia baru yang sekarang tengah
dibangun oleh berbagai kekuatan nasional telah menetapkan tiga kejahatan luar
biasa atau extra ordinary crime yang menjadi prioritas perhatian. Kejahatan
itu, meliputi tindak kejahatan korupsi, narkoba dan terorisme. Ketiga jenis
kejahatan itu sama jahatnya. Memporakporandakan tatanan masyarakat dalam
berbagai dimensinya. Korupsi melumpuhkan kreativitas dan pertumbuhan ekonomi serta memiskinkan
masyarakat. Narkoba membunuh dan melumpuhkan generasi muda tunas bangsa.
Terorisme membunuh peradaban dan merendahkan derajat kemanusiaan.
Sayangnya, dalam
perjalanan membangun bangsa,
kejahatan-kejahatan luar biasa itu terus saja berlangsung, tak ubahnya
dengan korupsi. Di sejumlah daerah, praktik korupsi melibatkan kelompok dan
klan telah memiskinkan masyarakat. Anggaran pembangunan dan infrastruktur yang
harusnya bisa dinikmati rakyat, digunakan buat peruntukkan lain yang buntutnya menjadi mubazir dan hanya
mengenyangkan kantong dan kehidupan pribadi-pribadi
saja.
Sejak otonomi daerah diberlakukan, hampir 70 persen Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terjerat
korupsi. Tak kurang dari 325 kepala daerah baik Gubernur maupun bupati/walikota terjerat
hukum. Karena itu, tak salah jika rakyat pun mulai mengkampanyekan memilih pemimpin yang benar, dengan mempelajari
sedetil-detilnya trackrecord para calon pemimpin daerah.
Abraham (25 thn), mahasiswa di salah satu perguruan tinggi
Manado pun berharap Pilkada yang
digelar pada 9 Desember 2015 mendatang menghasilkan pemimpin yang bersih dan
tulus hati memiliki semangat membangun daerah dan masyarakatnya.
“Ironis, jika Pilkada ini tidak menghasilkan gubernur yang
baik, karena moral itu perlu. Jangan nanti sewaktu mulai bekerja, malah di
tangkap, karena tersandung soal hukum, tentu kami tidak menginginkan itu, kami
rakyat Sulut menginginkan pemimpin yang benar-benar
bersih sehingga mampu bekerja mewujudkan kesejahterahan rakyat,” ungkapnya.
Adapun Maya Rumantir yang maju menggandeng Jendral Glenny Kairupan, menegaskan, sejak awal pemimpin itu perlu bersikap benar, jujur, dan bersih, sehingga ketika
terpilih tidak tersangkut masalah hukum. Kasihan rakyat jika bermasalah, program pembangunan terbengkalai, karena rakyat pula yang mengalami dampaknya.
Disamping itu, kata aktivis pekerja sosial itu, tidak boleh ada dusta di antara kita, karena pemimpin itu bukan hanya memimpin golongannya, tetapi memimpin semua rakyat Sulut. “Karena itu dia perlu menjadi teladan dan berdiri diatas semua kelompok, golongan, mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya. Dalam tugasnya, dia akan mengedepankan pembangunan yang berprinsip kepada keadilan sosial, karena hukum tertinggi itu adalah kesejahteraan rakyat,” pungkasnya. (Fajar Gloria Sinuraya/fer)
Disamping itu, kata aktivis pekerja sosial itu, tidak boleh ada dusta di antara kita, karena pemimpin itu bukan hanya memimpin golongannya, tetapi memimpin semua rakyat Sulut. “Karena itu dia perlu menjadi teladan dan berdiri diatas semua kelompok, golongan, mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya. Dalam tugasnya, dia akan mengedepankan pembangunan yang berprinsip kepada keadilan sosial, karena hukum tertinggi itu adalah kesejahteraan rakyat,” pungkasnya. (Fajar Gloria Sinuraya/fer)
Posting Komentar