Maraknya peredaran narkoba dan seks bebas dewasa ini bukan hanya terjadi di kota besar seperti Jakarta, tapi mulai berdampak sampai ke daerah, tak terkecuali di Sulawesi Utara. Padahal, jelas-jelas itu bertolak belakang dengan sikap dan budaya masyarakat Sulut sebagai daerah relijius penuh toleransi, dimana kerukunan umat beragamanya kesohor menjadi model miniatur Indonesia.
Sayangnya, perilaku hidup menyimpang dari norma-norma diatur agama, sosial, dan hukum, terus terjadi seakan tanpa “rem” menyetop penyakit sosial itu. Jika terus dibiarkan, tentu saja itu bakal berdampak kebobrokan moral termasuk mewabahnya penularan penyakit HIV/Aids. Kondisi ini tidak baik bagi perkembangan generasi muda kawanua. Sehingga mereka tidak tumbuh menjadi generasi sehat, sebagaimana harapan ratusan ribu orang tua di daerah ini.
Simak saja penuturan Kepala BNN Sulut, Komisaris Besar Polisi Sumirat Dwiyanto yang mengungkapkan, Sulut sudah masuk urutan kesembilan tertinggi secara nasional penggunaan narkoba. Dia pun mengingatkan, bumi nyiur melambai memasuki tanda awas narkoba. Pengguna narkoba di Sulut mencapai 38 ribu orang, diman sebanyak 7.500 di antaranya adalah kalangan siswa dan mahasiswa. Sulut tidak mengharapkan ini terus terjadi menimpa generasi mudanya.
"Banyak anak muda kita kehilangan masa depan, kehilangan produktivitas, bahkan kehilangan nyawa akibat Narkoba. Saya dan Pak Glenny tidak akan tutup mata membiarkan generasi muda di Sulut lumpuh akibat Narkoba. Kita akan support aparat hukum memerangi Narkoba. Kita menginginkan anak-anak muda Sulut dari manapun dia berasal bebas Narkoba, tumbuh dan berkembang membanggakan orang tua dan daerahnya. Mari kita warnai kehidupan ini dengan dengan hal-hal positif yang membawa manfaat di tengah-tengah kehidupan masyarakat," kata kandidat Gubernur Sulut Maya Rumantir.
Pekerja sosial ini melanjutkan, selain narkoba, seks bebas pun merupakan perbuatan yang merusak kehidupan masa muda.
“Jangan jadikan itu sebagai gaya hidup. Karena bahaya seks bebas sekarang melanda para remaja kita. Apalagi dampak yang ditimbulkan banyak, diantaranya kesehatan reproduksi karena rentan terkena penyakit menular, dan terjadi kehamilan di usia dini yang sangat beresiko, aborsi, penularan penyakit menular seperti HIV-AIDS, dan rusaknya moral di kalangan generasi muda,” imbuhnya.
Untuk itu, Maya menegaskan, pihaknya tidak pernah akan mentolerir terjadinya seks bebas terutama bagi anak-anak remaja dan generasi muda. Apalagi, jika ada pihak yang mengkait-kaitkan budaya masyarakat Sulut. “Salah itu, budaya kita tidak pernah permisif terhadap hal-hal demikian. Mendiamkan kesalahan itu suatu kekeliruan, kita akan mendorong anak-anak muda di Sulut berkreativitas dengan bebas dan bergaul secara sehat sesuai dengan usianya agar kelak mereka menjadi kebanggaan keluarga dan daerah,” terangnya.
Senada dengan itu, kandidat Wakil Gubernur Sulut, Mayjen TNI (Purn) Glenny Kairupan mengajak semua pihak mengampanyekan pada seluruh orang tua, anak-anak remaja, kaum muda, sekolah, tokoh-tokoh agama, dan tokoh masyarakat menghindari Narkoba dan seks bebas. “Kita pun akan menggerakkan sistem pemerintahan memperkecil bahkan menghabisi Narkoba di Sulut. Kita pun akan memberi akses rehabilitasi bagi para pemakai, terkhusus mereka yang tidak berpunya, harus diberikan rehabilitasi gratis. Kita juga mengimbau orang tua mengawasi pergaulan anak-anaknya agar tidak terjerat dengan Narokoba dan seks bebas. Agar kelak mereka dapat mengharumkan nama Sulut, bahkan di tingkat nasional,” katanya.
Glenny pun berjanji akan pasang badan demi Sulut bebas Narkoba dan lingkungan yang sehat bagi para generasi muda. “Kita ini datang untuk berbuat bagi Sulawesi Utara yang lebih baik. Karena itu, apapun taruhannya, kitorang siap menghadapi,” tandasnya. (Fajar Gloria Sinuraya/fer)
Posting Komentar