Ada banyak hal yang menarik
dari ke-Indonesiaan. Satu diantaranya, budaya daerah yang mentautkan dengan tradisi
dan adat istiadat tanah dimana kita berpijak. Tentu saja, setiap daerah
memiliki kekhasan tersendiri terkait
dengan budaya masyarakat yang tumbuh dan berkembang sejak ratusan tahun silam.
Hal itu pula yang dirasakan dengan masyarakat Sulawesi Utara.
Bagi kandidat Gubernur Sulut Maya
Rumantir, budaya daerah bukan saja menunjukkah kekhasan suatu daerah tertentu,
tapi sekaligus menjadi mata rantai kebudayaan nasional. “Karena Indonesia itu kan
merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan dengan budaya-budaya yang hidup di daerah,” terangnya.
Selain itu, dia menambahkan, ada
banyak persamaan yang sekalipun memiliki corak anekaragam, tapi memiliki kemiripan
diantara daerah yang satu dan lainnya sebagai simbol nasional. Maya pun
mengungkapkan alat-alat musik daerah
yang memiliki banyak kemiripan sebagai seni yang sifatnya universal. “Tentu
saja, kalau kitorang di Sulut mesti bangga dengan musik kolintang,” terangnya.
Hal lain, lanjut Maya, busana daerah
pun memiliki kekhasan tersendiri. “Pakaian daerah Minahasa serta daerah-daerah
lain di Sulawesi Utara tak kalah
mempesona,” imbuhnya.
Yang tak kalah membanggakan, lanjut
satu-satunya kandidat gubernur wanita dari
sembilan Propinsi yang akan menggelar Pilkada gubernur serentak pada 9 Desember 2015 itu, terkait dengan
kebaya yang hampir merata dimiliki setiap daerah di Indonesia. “Kebaya yang
dipakai di Sulut tak kalah menawan. Kita
tentu mesti bangga mengenakan itu dalam setiap acara-cara nasional ataupun
resmi,” katanya.
Maya pun berharap, budaya
daerah bukan sekedar mengukuhkan
indentitas Sulut tapi juga memberikan
tempat bagaimana kearifan lokal dihargai yang pada akhirnya memperkuat kesatuan
sebagai suatu bangsa yang besar yaitu, Indonesia.
Hal senada disampaikan Glenny
Kairupan. Pensiunan jenderal TNI-AD yang berpasangan dengan Maya Rumantir itu, menegaskan lagi pentingnya
melestarikan kebudayaan daerah, sehingga setiap insan tidak tercerabut dari
tanah kelahirannya. “Budaya itu harus dilestarikan, agar menjadi warisan bagi anak cucu kita. Sebagai bangsa yang besar, sangat aneh, kalau tidak punya jati diri. Mau tidak mau melek budaya itu perlu, karena menjadi
sumber inspirasi atau dalam tatanan hidup masyarakat. Terlebih generasi muda, mesti diperkenalkan, jangan sampai mereka asing
dengan kebudayaannya sendiri,” pungkasnya. (Fajar Gloria
Sinuraya/fer)
Posting Komentar