Semakin dekatnya pesta demokrasi 9 Desember
2015, mendorong pasangan calon gubernur/wakil gubernur memasang
strategi memenangkan hati rakyat. Apalagi, di tengah kentalnya nuansa pragamatisme dan
transaksional politik berupa money
politic yang merupakan momok dalam demokrasi.
Sampai sejauh mana kesiapan pasangan Maya
Rumantir-Glenny Kairupan terlihat dalam uji publik sekaligus dialog
interaktif di TVRI Manado. Visi misi pasangan calon Nomor
urut 2 yang mengusung progran Panca Asa Mulia diterangkan secara gamblang oleh Maya. Ditambah lagi, kehadiran
Maya merebut kursi Sulut satu bisa dibilang oasis demokrasi, karena jadi satu-satunya
perempuan yang maju dalam Pilkada untuk menduduki kursi gubernur.
Dalam dialog, Maya-Glenny menitikberatkan perhatian pengembangan
ekonomi kerakyatan untuk bisa berkontribusi terhadap kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat. Kerinduan hadirnya
pemimpin yang bersih, terlihat dari segmen tanya
jawab antarmasyarakat dengan calon pemimpin mereka yang mengambarkan harapan di hati
rakyat terjadinya perubahan dari suksesi Sulut
2015.
Di sela-sela acara, sewaktu ditanya maksud ekonomi kerakyatan, Maya menjelaskan, ekonomi kerakyatan
adalah bagaimana memberdayakan masyakarat dalam sektor
ekonomi, menumbuhkan ekonomi kreatif, proteksi terhadap UKM, membuka lapangan
kerja baru, revitalisasi pasar tradisional, serta
menjadikan rakyat bukan objek, tapi subjek atau pelaku bagi pengembangan kegiatan
ekonomi di tengah masyarakat.
Hal lain yang
ditekankan Maya, terkait dengan pembangunan di bidang budaya, "Kita harus menaruh perhatian besar
terhadap budaya kita karena itu menjadi
kekayaan kearifan lokal yang musti dilestarikan dan menjadi
identitas orang Sulut. Kita harus bangga dengan kebudayaan yang dimiliki dan
sebagai rakyat Sulut, seyogyanya menjaga dan
mengembangkan dengan mensosialisasikan bagi generasi
muda, sehingga kebudayaan yang kita punya
tidak punah, tapi menjadi warisan bagi generasi selanjutnya dan
menjadi potensi terciptanya wisata
kebudayaan. Akibatnya mampu menarik wisatawan
yang berimplikasi kemajuan dan kesejahteraan di Bumi Nyiur Melambai,” katanya.
Sewaktu digali lagi oleh
tim Media, ihwal tujuan seorang
Maya Rumantir terjun dalam politik, karena wilayah ini dikenal
wilayah abu-abu yang selalu mengundang reaksi dan aksi, Maya menjelaskan, berpolitik
bagi dirinya pribadi bukanlah sekedar
mengejar kekuasaan, namun berpolitik perjuangan menunaikan tugas-tugas kemanusiaan,
mewujudkan keadilan sosial dan menciptakan kesejahteraan di tengah-tengah
kehidupan masyarakat.
Adapun
Jenderal Glenny Kairupan, putra kebanggaan Sulut yang juga kandidat wakil gubernur menyatakan, “Kita
tidak boleh pesimis, tetapi harus optimis, bahwa Sulut pasti bangkit, berubah
dan lebih maju lagi. Karena yang dibutuhkan sekarang pemimpin yang mau
mendengar, bekerja dan melayani rakyat.
Fokus melaksanakan program-program kerakyatan yang
membawa kemanfaatan bagi rakyat seluruhnya,” terangnya.
“Sebagai kapten, hanya boleh satu
kapten, sebagai wakil saya pasti siap mendukung dan bekerja sama dengan ibu Maya
menjalankan program-program kerja
pemerintahan jika itu di amanatkan rakyat Sulut.
Menjalankan manajemen pemerintahan yang baik, transaparan dan menyertakan rakyat berpartisipasi mendukung setiap kebijakan.
Sehingga, tujuan
kami Maya-Glenny
ingin memberikan warna berbeda dalam
pembangunan Sulut yang manfaatnya tidak
hanya dirasakan di wilayah kota
tetapi sampai ke desa dan pelosok-pelosok,” pungkasnnya. (Fajar Gloria Sinuraya/fer)
Posting Komentar