Provinsi Sulawesi Utara yang terletak di timur Indonesia, sejak lama dikenal sebagai daerah dengan alamnya yang subur dan masyarakat yang berpegang erat nilai-nilai relijius, etos kerja keras, terbuka serta budaya mapalus atau gotong royongnya yang kesohor. Namun seiring perkembangan waktu, sebagaimana pula di daerah-daerah lain di Indonesia, terjadi disorientasi yang membuat nilai-nilai kebajikan yang ada menjadi luntur tergantikan pragmagtisme yang kian hari semakin memprihatinkan kehidupan bersama.
“Prihatin saja tidak cukup. Masyarakat Sulut mesti
memiliki daya tahan dari ekses negatif yang terus menggerogoti nilai-nilai budayanya
sendiri. Keluarga yang menjadi tempat pembentukan nilai-nilai karakter
anak-anak merupakan lembaga paling ampuh ikut melestarikan nilai-nilai budaya
kita,” kata kandidat Gubernur Sulut Maya Rumantir.
Menurut Maya, sistem dan pengorganisasian yang baik pada
akhirnya akan menentukan hasil dari suatu usaha yang dijalankan. Karena,
kebaikan yang tidak terorganisir secara
baik, bisa saja terkalahkan oleh
kejahatan yang terorganisir. “Kita tidak menginginkan itu terjadi, karena itu
sejak awal mesti diingatkan pentingnya keluarga
sebagai tempat mendidik dan
meneruskan warisan nilai-nilai yang kelak akan terbawa pula dalam masyarakat,”
imbuhnya.
Pendiri Maya
Bhakti Pertiwi Foundation itu menambahkan, sudah
saatnya keluarga dimana di dalamnya
orang tua menjadi pelopor dan berperan sebagai filter dari nilai-nilai negatif yang masuk, dimulai sejak anak
masih kecil dengan menanamkan karakter budipekerti. Dengan begitu, kelak
mereka tumbuh menjadi pribadi mandiri, berempati
dan mampu membawa manfaatbagi lingkungan sosialnya, menghindari narkoba atau pergaulan
tidak sehat lainnya .
“Jadi revolusi
mental, sesungguhnya dimulai dari
keluarga, bagaimana orang tua tampil sebagai teladan dan contoh bagi anak-anaknya,
sehingga mereka tumbuh sehat, memberikan implementasi bagi Sulut yang kita cintai,” kata Maya.
Sementara itu, Cawagub Jenderal Glenny
Kairupan, menjelaskan, keluarga adalah gerbang terdepan dan utama
dari pendidikan karakter anak. Karena sudah pasti anak selalu mencontoh apa
yang diajarkan orang tuanya. “Untuk membuat generasi muda tidak jatuh ke
pergaulan yang tidak sehat, orang
tua harus melakukan pola pengasuhan sehat terhadap anak, seperti prinsip
keteladanan diri, sikap demokratis dan terbuka, dan kemampuan menghayati
nilai-nilai kehidupan.
Dengan
menanamkan kedisplinan, dampaknya mereka menjadi generasi berkualitas, mampu menjawab tantangan
masa depan dengan semangat jaman dalam
berinovasi,
kreasi, sehingga kehadiran mereka mejadikan kehidupan lebih baik di
masyarakat,” pungkasnya. (Fajar
Gloria Sinuraya/fer)
Posting Komentar