Tidak Boleh Ada Anak Putus Sekolah di Sulut

Sekalipun Bumi Nyiur Melambai dikenal sebagai daerah yang kaya dengan potensi sumberdaya alamnya, tapi ada hal memprihatinkan dimana provinsi yang terletak di kawasan timur Indonesia ini memiliki persoalan tingkat putus sekolah SMP/SMA sangat tinggi. Kondisi tersebut memunculkan persoalan baru, karena di era globalisasi  dibutuhkan SDM yang mampu bersaing dan memiliki keahlian memadai sehingga memberikan sumbangsih terhadap peningkatan kualitas kehidupan.



Tak urung tingginya tingkat putus sekolah di kalangan remaja itu membuat prihatin Maya Rumantir-Glenny Kairupan. Apalagi, pasangan gubernur dan wakil gubernur nomor urut  dua ini sudah bertekad membangun Sulut melalui generasi muda yang andal sebagai tulang punggung daerah ini di masa mendatang.

“Ironis sekali, bila di Sulut masih ada anak putus sekolah, apalagi jika karena alasan biaya, sama sekali tidak bisa dibenarkan. Karena masa depan daerah ini tergantung generasi mudanya,” kata kandidat gubernur Maya Rumantir.



Karena itu, lanjut Maya, dalam kondisi bagaiamanpun juga   anak-anak harus sekolah, sebab merekalah yang mampu menjawab tantangan zaman kedepan. “Untuk itu, jika saya diamanatkan  rakyat. Maka sektor  pendidkan menjadi skala prioritas kebijakan  yang harus dilaksanakan, kita tidak boleh lagi berwacana, tetapi harus bertindak. Salah satunya melalui pendidikan gratis 9 tahun yang merata di seluruh wilayah Sulut, memberikan akses lebih mudah kepada masyarakat kurang mampu,  sehingga menekan angka putus sekolah serendah mungkin. Dengan pendidikan yang baik, anak-anak akan tumbuh menjadi generasi yang berkualitas dan memberi perubahan serta manfaat terhadap peningkatan dirinya sendiri dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan,” katanya.

Sedangkan, Glenny Kairupan,  menyatakan,  “ Jika Sulut mau maju, mau tidak mau pendidikan harus baik. Untuk itu kita harus mendorong baik melalui sosialisasi kepada orang tua, atau masyarakat, agar anak-anak mau bersekolah dan tidak berhenti. Karena pendidikan adalah dasar kita untuk membentuk dan membangun sumberdaya  yang  baik dan berkarakter. Dengan skill, dan penguasaan akan IPTEK, dapat berdampak terhadap kemajuan dan pembangunan Sulut yang lebih baik,” kata pensiunan jenderal bintang dua itu.

“Walaupun ekonomi sulit saat ini, kita masih dililit  besarnya angka kemiskinan dan pengangguran. Belum lagi bahaya narkoba dan miras, pendidikan merupakan sarana menjauhkan generasi muda  dari hal-hal yang negatif dan menjadikan mereka manusia yang  mampu bersaing dan sukses demi masa depan,” pungkasnya. (Fajar Gloria Sinuraya/fer)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama