Maya Rumantir Minta Pemilihan Rektor Unsrat Bebas dari Pengaruh Politik dan Money Politic

Maya Rumantir Minta Pemilihan Rektor Unsrat Bebas dari Pengaruh Politik dan Money Politic


Senator Sulawesi Utara (DPD RI), Dr. Maya Rumantir, MA, PhD, menegaskan bahwa proses Pemilihan Rektor Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) periode 2022-2026 harus mengikuti aturan yang berlaku dan bebas dari kepentingan politik. Saat ini, Kemendikbud Ristek telah membatalkan hasil Pilrek Unsrat putaran pertama karena salah satu calon diduga memiliki masalah.

"Kita tidak boleh lagi terjebak dalam kepentingan politik sesaat. Kita perlu memikirkan tujuan jangka panjang, terutama untuk memilih pemimpin Unsrat yang berintegritas," kata Senator Maya Rumantir kepada media, Rabu (07/09/2022).

Maya Rumantir menjelaskan bahwa calon rektor Unsrat harus memiliki integritas yang terbukti, mencerminkan jatidiri, nilai-nilai luhur, dan martabat Unsrat yang diwariskan oleh para pendahulu.

"Pemimpin Unsrat harus mencontoh DR. Sam Ratulangi. Kepemimpinan di Unsrat akan mempengaruhi generasi masa depan. Jika ingin menjadi pemimpin, ikuti filosofi 'si tou timou tumou tou' yang berarti seseorang hanya bisa disebut manusia jika dia bisa memanusiakan orang lain," ungkapnya.

Lebih lanjut, Rumantir menekankan bahwa calon rektor Unsrat harus memiliki wawasan kebangsaan, semangat Pancasila, dan mengutamakan kepentingan rakyat. Dia juga menyatakan bahwa calon rektor tidak boleh melakukan tindakan tidak etis atau tidak terpuji untuk memenangkan pemilihan.

"Adalah tindakan yang sangat tidak bermoral jika calon rektor atau tim suksesnya menggunakan pendekatan transaksional, apalagi menggunakan politik uang," tegasnya.

Maya Rumantir juga mengingatkan bahwa anggota senat Unsrat, yang sebagian besar adalah Guru Besar, harus bebas, rasional, dan objektif dalam menilai calon rektor tanpa terpengaruh oleh calon atau tim suksesnya.

Ia juga menyoroti perpanjangan masa jabatan Prof. Dr. Ir. Ellen Joan Kumaat, MSc, PhD sebagai Rektor Unsrat meskipun sudah menjabat dua periode dan usianya tidak memenuhi syarat.

"Jika benar demikian, penegakan hukum tidak boleh tebang pilih. Semua harus diperlakukan sama di hadapan hukum, atau 'equality before the law'," tambah Senator yang dikenal rendah hati ini.

Maya Rumantir mendesak Kemendikbud Ristek untuk serius mengawasi Pilrek Unsrat dan menindaklanjuti dugaan masalah yang muncul agar dapat menghasilkan rektor yang berkualitas dan berintegritas.

"Unsrat harus mencari pemimpin yang takut akan Tuhan, karena dari situ akan lahir hikmat untuk memimpin," ujarnya.

Seperti diketahui, Pilrek Unsrat yang dilaksanakan pada Maret lalu masih belum menghasilkan rektor definitif, dan prosesnya diduga diwarnai dengan praktik suap dan campur tangan oknum kepala daerah.(ta)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama