
JAKARTA – Dr. Olivia Maya Rumantir, M.A., Ph.D., seorang publik figur yang sejak usia belianya, sudah dikenal dengan segudang prestasi dan bakatnya. Ia meraih penghargaan Favorite Children Pop Singer se-Ujungpandang pada 1976 saat masih duduk di bangku SD.
Prestasinya berlanjut di jenjang SMP ketika ia menyabet juara III Festival Pop Singer se-Sulawesi Selatan pada 1978.
Keyakinan Maya Rumantir terhadap pentingnya perdamaian juga diwujudkan melalui pembentukan "Peace and Friendship Prayer Team," sebuah kelompok doa yang sering diundang untuk mendoakan perdamaian dan persahabatan.
Sebagai bentuk dukungan terhadap generasi muda berprestasi, Maya memproduksi acara Pandu Prestasi Putera Pertiwi yang disiarkan di TVRI, menampilkan anak-anak berbakat dari 27 provinsi di Indonesia.
Beragam penghargaan telah diraihnya, di antaranya Women of The Year (1992), Puteri Budaya (1994), dan Friendship and Excellence Award dari Africa Consul di Ohio-Columbus, USA (1995).
Sebagai seorang penyanyi, Maya dikenal dengan suara melankolis yang menghiasi era 1980-an. Ia juga pernah membintangi beberapa film nasional, menunjukkan dedikasinya terhadap dunia seni. Dengan berbagai kiprahnya, Maya Rumantir sejak dulu hingga era masa kini terus menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama kaum muda, generasi masa depan bangsa.
Karir Politik
Memasuki era 2000-an, Olivia Maya Rumantir memperluas kiprahnya ke dunia politik dengan tujuan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan pengembangan sumber daya manusia di tingkat nasional. Karir politik Maya dimulai dengan terlibat aktif dalam sejumlah organisasi dan partai politik, yang membuka jalan baginya untuk masuk ke ranah pengambilan kebijakan.
Pada tahun 2004, tanpa melalui jalur partai politik , Maya Rumantir mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan berhasil mendapatkan dukungan signifikan dari masyarakat Sulawesi Utara, daerah yang menjadi basis perjuangannya. Dalam masa jabatannya sebagai senator, ia fokus pada isu-isu pendidikan, pengentasan kemiskinan, dan pemberdayaan perempuan. Maya kerap menyuarakan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai fondasi pembangunan bangsa.
Selain itu, Maya juga dikenal aktif dalam berbagai forum internasional, mewakili Indonesia dalam diskusi mengenai perdamaian, pemberdayaan perempuan, dan pembangunan berkelanjutan. Kiprahnya di dunia politik tidak terlepas dari semangatnya untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, terutama melalui pendidikan dan sosial.
Pada Pemilu 2009, Maya kembali mencalonkan diri. Meskipun persaingan politik semakin ketat, dedikasi dan rekam jejaknya sebagai tokoh publik yang berintegritas menjadikan Maya tetap relevan di dunia politik. Ia sering diundang untuk menjadi pembicara dalam seminar politik, baik di dalam maupun luar negeri, dengan fokus pada kepemimpinan perempuan di era modern.
Tak hanya sebagai politisi, Maya Rumantir juga menunjukkan kepeduliannya dalam membangun generasi muda yang tangguh melalui program pelatihan dan seminar kepemimpinan. Maya percaya bahwa politik adalah salah satu cara untuk mewujudkan cita-citanya membawa perubahan positif bagi Indonesia.
Hingga kini, Maya terus melanjutkan perjuangannya di dunia politik dan sosial. Ia menjadi simbol bagi banyak perempuan Indonesia yang ingin terlibat aktif dalam membangun bangsa tanpa melupakan perannya sebagai seorang Ibu, pendidik, tokoh budaya, dan sosok inspiratif.
Maya Rumantir memulai perjalanan kariernya di Jakarta setelah menyelesaikan pendidikan di SMA Bunda Hati Kudus pada 1983.
Pada usia remaja, ia menjajaki dunia rekaman dan foto model sejak 1979.
Tak hanya di dunia hiburan, Maya juga mencetak prestasi di bidang olahraga sebagai juara turnamen bulutangkis yunior se-Jakarta Barat pada era 1980-an. Meski akhirnya memilih dunia hiburan, kariernya tidak sia-sia. Maya dinobatkan sebagai Queen of BASF Indonesia pada 1980 dan mendapatkan penghargaan Golden Record sebagai penyanyi pop terbaik tahun 1985-1986.
Di dunia modeling, ia meraih gelar The Best Indonesia Photo Model pada 1988.
Tak berhenti di dunia hiburan, Maya juga merambah bidang pendidikan dengan mendirikan Institut Pengembangan Sumber Daya Manusia Maya Gita (IPSDM Maya Gita) pada 6 Maret 1989. Lembaga ini menjadi pelopor dalam pengembangan SDM di Indonesia dan menerima penghargaan Product of The Year pada 1991.
Di sisi lain, Maya juga aktif dalam kegiatan sosial melalui Yayasan Maya Bhakti Pertiwi yang didirikannya pada 1989. Aktivitas sosial ini bahkan membawanya ke berbagai negara seperti Amerika Serikat dan India untuk misi kemanusiaan dan perdamaian.
Keyakinan Maya Rumantir terhadap pentingnya perdamaian juga diwujudkan melalui pembentukan "Peace and Friendship Prayer Team," sebuah kelompok doa yang sering diundang untuk mendoakan perdamaian dan persahabatan.
Pada 4 Juli 1992, Maya bertemu secara khusus dengan Paus Yohanes Paulus II, sebuah momen yang sangat berkesan baginya.
Selanjutnya, tahun 1996 Maya Rumantir berkesempatan mengunjungi Bunda Teresa di biara Calcutta India dalam sebuah misi perdamaian.
Sebagai bentuk dukungan terhadap generasi muda berprestasi, Maya memproduksi acara Pandu Prestasi Putera Pertiwi yang disiarkan di TVRI, menampilkan anak-anak berbakat dari 27 provinsi di Indonesia.
Maya juga mengorganisir kegiatan olahraga seperti lomba gerak jalan Indonesia 10K di Manado dan Dili.
Beragam penghargaan telah diraihnya, di antaranya Women of The Year (1992), Puteri Budaya (1994), dan Friendship and Excellence Award dari Africa Consul di Ohio-Columbus, USA (1995).
Pada usia 33 tahun, Maya Rumantir meluncurkan buku Menjawab Panggilan Hidup pada 2 April 1997 di Grand Melia Jakarta, yang menceritakan perjalanan hidupnya, termasuk kontribusinya di bidang pendidikan melalui Mayagita.
Sebagai seorang penyanyi, Maya dikenal dengan suara melankolis yang menghiasi era 1980-an. Ia juga pernah membintangi beberapa film nasional, menunjukkan dedikasinya terhadap dunia seni. Dengan berbagai kiprahnya, Maya Rumantir sejak dulu hingga era masa kini terus menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama kaum muda, generasi masa depan bangsa.
Karir Politik
Memasuki era 2000-an, Olivia Maya Rumantir memperluas kiprahnya ke dunia politik dengan tujuan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan pengembangan sumber daya manusia di tingkat nasional. Karir politik Maya dimulai dengan terlibat aktif dalam sejumlah organisasi dan partai politik, yang membuka jalan baginya untuk masuk ke ranah pengambilan kebijakan.
Pada tahun 2004, tanpa melalui jalur partai politik , Maya Rumantir mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan berhasil mendapatkan dukungan signifikan dari masyarakat Sulawesi Utara, daerah yang menjadi basis perjuangannya. Dalam masa jabatannya sebagai senator, ia fokus pada isu-isu pendidikan, pengentasan kemiskinan, dan pemberdayaan perempuan. Maya kerap menyuarakan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai fondasi pembangunan bangsa.
Selain itu, Maya juga dikenal aktif dalam berbagai forum internasional, mewakili Indonesia dalam diskusi mengenai perdamaian, pemberdayaan perempuan, dan pembangunan berkelanjutan. Kiprahnya di dunia politik tidak terlepas dari semangatnya untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, terutama melalui pendidikan dan sosial.
Pada Pemilu 2009, Maya kembali mencalonkan diri. Meskipun persaingan politik semakin ketat, dedikasi dan rekam jejaknya sebagai tokoh publik yang berintegritas menjadikan Maya tetap relevan di dunia politik. Ia sering diundang untuk menjadi pembicara dalam seminar politik, baik di dalam maupun luar negeri, dengan fokus pada kepemimpinan perempuan di era modern.
Tak hanya sebagai politisi, Maya Rumantir juga menunjukkan kepeduliannya dalam membangun generasi muda yang tangguh melalui program pelatihan dan seminar kepemimpinan. Maya percaya bahwa politik adalah salah satu cara untuk mewujudkan cita-citanya membawa perubahan positif bagi Indonesia.
Hingga kini, Maya terus melanjutkan perjuangannya di dunia politik dan sosial. Ia menjadi simbol bagi banyak perempuan Indonesia yang ingin terlibat aktif dalam membangun bangsa tanpa melupakan perannya sebagai seorang Ibu, pendidik, tokoh budaya, dan sosok inspiratif.
"Politik adalah alat, namun tujuan saya tetap sama: menciptakan Indonesia yang lebih baik bagi semua," ungkap Maya dalam salah satu wawancaranya.
Terima Penghargaan
Dr. Maya Rumantir, MA., Ph.D., sosok perempuan penuh inspiratif asal Sulawesi Utara, baru-baru ini menerima Kartini Award 2024 sebagai bentuk penghargaan atas dedikasinya dalam pemberdayaan perempuan dan kontribusi yang konsisten sejak muda.
Maya menjadi satu-satunya penerima penghargaan asal Sulawesi Utara dalam ajang bergengsi ini. Saat menghadiri acara penghargaan pada Jumat (28/6/2024), Maya didampingi oleh suami dan anak.
Tak hanya itu, Maya Rumantir juga menerima penghargaan internasional Ksatria Kerajaan Maharlika dari Kesultanan Mangindanaw Mandanaue Darussalam, Filipina, pada Rabu (23/10/2024). Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Queen Mariam Leonor Torres Mastura bersama Sultan Abdulaziz Zulkarnain Masturan Kudarat VI di Kantor DPD RI, Senayan, Jakarta.
Maya Rumantir mengungkapkan rasa terhormat atas penghargaan ini dan menegaskan pentingnya kolaborasi global untuk mendukung cita-cita kemanusiaan. Ia juga berharap hubungan Indonesia dan Filipina semakin erat, khususnya di bidang kemanusiaan. (ta)
Posting Komentar