Senator Maya Rumantir: Pengucapan Syukur Minahasa Bukan Ajang Hura-Hura

Senator Maya Rumantir: Pengucapan Syukur Minahasa Bukan Ajang Hura-Hura

Manado, Sulawesi Utara – Senator Sulawesi Utara, Dr. Maya Rumantir MA PhD, menegaskan bahwa Pengucapan Syukur yang rutin digelar setiap tahun di Tanah Minahasa bukanlah ajang hura-hura. Tradisi ini, menurutnya, adalah bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat atas berkat yang telah diterima dari Tuhan.


Acara Pengucapan Syukur ini biasanya digelar pada hari Minggu, usai ibadah di gereja. Masyarakat setempat membuka rumah mereka untuk umum dan menyajikan berbagai makanan khas Minahasa sebagai bentuk syukur atas keberhasilan dan hasil usaha yang diperoleh sepanjang tahun. "Ini adalah perayaan yang sangat bermakna, bukan sekadar pesta biasa, tetapi ungkapan syukur atas rahmat Tuhan," jelas Maya Rumantir.


Tradisi ini berlangsung antara bulan Juli hingga Oktober dan melibatkan hampir semua wilayah di Minahasa, termasuk Kota Manado, Kota Bitung, serta kabupaten-kabupaten di sekitarnya. Perayaan ini menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk saling berkumpul dan mempererat tali persaudaraan tanpa membedakan status sosial.


Senator Maya juga menyoroti pentingnya menjaga nilai-nilai budaya dalam tradisi Pengucapan Syukur. Ia menyampaikan bahwa tradisi ini menjadi ajang mempererat hubungan sosial di Minahasa. "Setiap keluarga membuka rumahnya untuk siapa saja, tanpa membedakan latar belakang. Semua orang diajak untuk makan bersama dan bersyukur atas segala pencapaian," tuturnya.


Pada perayaan Pengucapan Syukur yang digelar pada 21 Juli 2024 lalu, Senator Maya turut menghadiri sejumlah acara, termasuk ibadah kebaktian di gereja setempat. Dalam kunjungannya, ia memperkenalkan berbagai potensi Sulawesi Utara dan menyatakan harapannya agar tradisi ini terus lestari.


Selain memperkuat hubungan antarwarga, acara ini juga diisi dengan berbagai kegiatan yang menyemarakkan suasana, seperti sajian makanan khas Minahasa yang menjadi daya tarik tersendiri. "Makanan dan minuman khas Minahasa selalu menjadi bagian penting dari perayaan ini, dan setiap keluarga menyajikan yang terbaik untuk para tamu yang datang," tambah Maya.


Meski tradisi ini memiliki makna religius dan kultural yang mendalam, perayaan Pengucapan Syukur juga menimbulkan tantangan di jalan raya. Kemacetan lalu lintas kerap terjadi di beberapa wilayah, terutama di sekitar Manado, yang menjadi pusat kegiatan.


Sebagai tokoh yang dekat dengan masyarakat, Maya Rumantir juga memanfaatkan kesempatan ini untuk lebih mendekatkan diri dengan warga. Ia sering mengadakan pertemuan langsung dengan masyarakat di berbagai wilayah Minahasa selama perayaan Pengucapan Syukur. “Saya senang bisa berbaur dengan masyarakat dan mendengarkan langsung aspirasi mereka,” ujarnya.


Maya Rumantir dikenal sebagai sosok yang tidak membedakan golongan, dan hal ini menjadikannya sebagai panutan bagi masyarakat, terutama kaum wanita di Sulawesi Utara. Dengan pendekatan inklusifnya, Maya terus memperkuat posisinya sebagai figur publik yang dihormati di berbagai kalangan.


Pengucapan Syukur sendiri memiliki akar sejarah yang kuat di Minahasa, berawal sebagai wujud rasa syukur masyarakat agraris atas hasil panen mereka. Tradisi ini kemudian berkembang menjadi perayaan yang melibatkan berbagai sektor, termasuk usaha ekonomi, pertanian, peternakan, dan perkebunan.


Menurut Maya, selain menjadi wujud syukur, tradisi ini juga dapat menjadi sarana promosi budaya dan potensi daerah kepada masyarakat luas. "Ini bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat," ujarnya.



Sebagai Senator yang sudah tiga periode mewakili Sulawesi Utara, Maya berharap agar tradisi ini terus dijaga dan dilestarikan oleh generasi muda. "Pengucapan Syukur adalah warisan budaya yang sangat berharga, dan saya berharap generasi penerus tetap mempertahankan dan mempromosikan tradisi ini dengan baik," tutup Maya.


Perayaan ini selalu menjadi momen penting bagi masyarakat Minahasa, bukan hanya sebagai acara tahunan, tetapi sebagai simbol kebersamaan, gotong royong, dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang telah diterima. (ta/*)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama